Selasa, 29 Juni 2010

Pelajaran dari Wonogiri

Oleh Haryono Suyono
Ketika masih menjadi Ketua DPR, Agung Laksono pernah berkunjung ke Wonogiri. Kedatangannya di Wonogiri disambut dengan suguhan kesenian daerah berupa reog ponorogo. Konon, jabatan ketua peguyuban reog tersebut ketika itu dipercayakan kepada Bupati Wonogiri H Begug Purnomosidi.
Minggu lalu, Agung Laksono kembali berkunjung ke Wonogiri. Namun, kali ini bukan sebagai Ketua DPR, melainkan sebagai Menko Kesra. Ia pun kembali disuguhi kesenian reog. Kali ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri juga menggelar pameran produk-produk koperasi primer yang jumlahnya mencapai hampir 7.000 kelompok. Kope-rasi-koperasi itu secara hukum telah ada di setiap RT di wilayah Wonogiri.
Produk-produk yang menarik itu digarap oleh sumber daya manusia dari Wonogiri yang terkenal kreatif. Orang-orang yang ulet itu kini telah menyebar di kota-kota besar seperti Jakarta dan kota lainnya di Indonesia. Mereka juga menjadi tenaga kerja yang bermutu di mancanegara.
Penduduk Wonogiri konon hanya boleh bekerja di luar negeri kalau mengantongi sertifikat pelatihan keterampilan yang dikeluarkan oleh dinas atau instansi yang berwenang. Karena itu. Bupati Begug Purnomosidi dengan penuh kebanggaan menyebutkan bahwa TKI dari Wonogiri, pada umumnya mendapat perlakuan yang baik, karena datang
dengan keahlian yang dibutuhkan oleh pasar nasional dan internasional.
Pencapaian Bupati Begug bukan seluruhnya barang baru. Bu-pati-bupati pendahulunya memang pantas diteladani dan diteruskan upayanya menyejahterakan masyarakat Sepuluh sampai lima belas tahun lalu, pada waktu tenaga kerja Wonogiri makin marak dan bekerja sebagai pengusaha jamu atau usaha lainnya di Jakarta, penduduk Wonogiri bersedia berkenalan dengan sistem pulang bersama.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan BRI mengeluarkan cek perjalanan yang dijual di stasiun kereta api atau bus kepada penduduk yang pulang kampung. Cek perjalanan tersebut, dengan kerja sama pemerintah setempat, bisa diuangkan pada bank, atau langsung dibelanjakan pada toko-toko yang ikut serta dalam program ini. Pada waktu itu penggunaan kartu kredit belum marak seperti sekarang, tetapi penduduk Wonogiri telah berani melakukan langkah-langkah modem dalam mengamankan keuangan mereka melalui sistem giral.
Praktik itu sekarang bertambah maju dengan penggunaan bank untuk mengirim remitan dari luar negeri atau penggunaan kartu kredit bagi penduduk yang mempunyai tabungan. Karena kegiatan warga yang tinggi, maka desa-desa di Wonogiri disulap berwajah kota dengan rumah dan perabotan modern yang tidak kalah dibanding rumah penduduk kota.
Seperti juga ciri penduduk modern, penduduk Wonogiri mempunyai mobilitas yang sangat tinggi. Setiap hari puluhan bahkan ratusan mobil dan bus berangkat dari dan datang ke Wonogiri. Bus-bus itu membawa orang atau anggota keluarga Wonogiri dan dagangan yang sudah diolah di Wonogiri. Kota Wonogiri yang sederhana pada masa lalu, sekarang berubah seakan menjadi kota metropolitan dengan satu pengecualian
yang membesarkan hati rakyat Di Wonogiri tidak ada mal-mal besar karena Pemkab Wonogiri tidak ingin rakyat yang bekerja keras dan berdagang dengan cara tradisional yang akrab kehilangan budaya kebersamaan, budaya tawar-menawar, dan budaya saling membantu. Wonogiri bertahan dairi godaan global berupa pasar modem ma) yang tidak mengetengahkan hubungan antarmanusia dari si penjual dan si pembeli.
Selain reog juga ditampilkan tarian bedoyo sakral yang ditari-kan hanya oleh anak-anak gadis yang masih suci, yang lembut memesona. Masyarakat Wonogiri bisa perkasa seperti macan, tetapi juga bisa lembut penuh senyum, gemulai, bersuara merdu dam sejuk.
Dari kombinasi budaya masyarakat yang ditunjukkan hari itu bisa dibaca tuntunan yang tersirat, yaitu adanya kesanggupan untuk bergerak dengan semangat pembangunan yang dinamis, dilandasi kebersamaan untuk maju, dan berani menghadapi tantangan.
Kekuatan rangkap tersebut terlihat dari program industri pertanian, jamu, peternakan, dan kerajinan. Bupati pun memberi kesempatan kepada setiap warga masyarakatnya untuk sejauh mungkin mengembangkan dinamika melalui usaha yang prosesnya dilakukan di Wonogiri.
Kalau pada masa lalu, misalnya, sapi dikirim beratus-ratus ke Jakarta dan kota besar lainnya, maka pembuatan makanan dari daging sapi sekarang dikerjakan di Wonogiri. Bakso untuk masyarakat kota, misalnya, tidak lagi diolah di Jakarta, Semarang, atau Surabaya, tetapi diolah dan dikirim hampir siap saji dari kampung yang bersih dan rakyatnya mahir menghasilkan makanan lezat tersebut
Kemampuan olah-mengolah, kebersihan, dan kesehatan itu dibuktikan dengan kenyataan bahwa Wonogiri masih termasuk penghasil jamu tradisional yang sangat terkenal. Pabrik jamu Air Mancur yang sangat besar tetap bertahan di Wonogiri. Di luar pabrik tidak sedikit orang Wonogiri dan Sukahaijo yang berdekatan dengan Wonogiri menghasilkan jamu tradisional yang masih banyak digemari rakyat di seluruh Indonesia, bahkan sampai mancanegara.
Masyarakat Wonogiri pun sangat terkenal usahanya memelihara budaya peninggalan nenek moyang. Kesenian wayang kulit dikembangkan dengan sangat intens, sehingga di kabupaten banyak kita dapati sertifikat juara Muri yang dihasilkan kesenian dan kelanggengan budaya bangsa tersebut. Melihat pencapaian itu, kita pantas belajar dari Wonogiri.*"
Prof Dr Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri

Minggu, 27 Juni 2010

Khas Kuliner Kota WONOGIRI

KACANG METE(Cashew Nuts)
     
Pada Juni 2010 ini kami sampaikan hal terkini :
1. Kacip Ceklok : bagi para pemula yang ingin mencoba mengupas mete gelondong diharapkan tidak salah pilih karena ada beberapa produk tiruan. Bentuk dan model serta cara kerja mirip, tapi akan ketahuan jika sudah dicoba. Dan yang asli hanyalah kacip  ceklok produksi Bp.Yitno dengan harga sekarang Rp. 125.000
2. Kacang Mete Jawa : bagi peminat kacang mete asli Jawa, kami mempunyai 2 klasifikasi yaitu A untuk kacang mete kering dengan kadar pecah 10%, dan B dengan kadar pecah 20%. Harga di tempat kami A : Rp. 55.000 dan B : Rp. 52.000
3. Kacang Mete Sumbawa : bagi peminat kacang mete dari Sumbawa yang bentuknya lebih besar, kami mempunyai 3 klasifikasi yaitu SUPER (utuh), A (pecah 10%) dan B (pecah 20%). Harga di tempat kami SUPER : Rp. 65.000, A : Rp. 60.000 dan B : Rp. 57.000
Produk Kami (Our Products)
Kami menjual kacang mete dengan harga antara Rp. 25.000 sampai dengan Rp. 70.000
Kami memproduksi alat pengupas mete gelondong dengan nama Kacip Ceklok dengan harga Rp. 100.000
Kami melayani pelatihan pengolahan pasca panen kacang mete dengan biaya Rp. 1.500.000 per-orang selama 3 hari dengan fasilitas alat Kacip Ceklok dan Cukil, langsung praktek tanpa teori dengan magang pada home industri, akomodasi di lokasi sentra pengrajin kacang mete Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah.
 
PETANI JAMBU METE (Budidaya Tanaman Jambu Mete / Cashew Nut Crop Cultivation)
 
Oleh karena jambu mete merupakan tanaman yang bisa tumbuh dengan ketinggian 10 m maka untuk petani di wilayah Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah (Wonogiri, Central Java, Indonesia) hanya dijadikan tanaman naungan di antara tanaman perkebunan atau pertanian seperti ketela pohon, jagung dll.
Akan tetapi jika dilihat dari besarnya pohon maka rata-rata tanaman jambu mete di wilayah Kabupaten Wonogiri sudah berumur di atas 20 tahun, maka buah yang dihasilkan dari satu batang tanaman jambu mete rata-rata bisa mencapai 20 – 30 kg dalam satu musim yaitu kira-kira 3 bulan.
  Jika seorang petani mempunyai 5 batang pohon jambu mete saja maka mete gelondong yang dihasilkan bisa mencapai minimal 100 kg. Sedangkan harga per kilogram mete gelondong basah pada bulan Agustus 2009 ini mencapai Rp. 9.000,- maka sudah bisa ditafsir pendapatan seorang petani dalam satu musim yaitu kira-kira Rp. 900.000,- tanpa melakukan perawatan apapun terhadap pohon jambu mete ini.

PENGRAJIN KACANG METE (Pengolahan Pasca Panen / Post Harvest Processing)
  
Berbeda dengan petani jambu mete, untuk pengolahan pasca panen biasanya dilakukan oleh pengrajin mete mulai dari membeli mete gelondong ke petani, grading, pemecahan dengan Kacip Ceklok, pemisahan dari kulit cangkang dengan Cukil, pelepasan kulit ari dengan Klethek sampai pengeringan.
  Rendemen untuk mete berkualitas A rata-rata 25% atau 1 kg mete gelondong bisa menjadi 0,25 kg kacang mete ose. Sedangkan harga 1 kg kacang mete ose basah pada bulan Agustus 2009 ini Rp. 48.000,- jadi keuntungan yang didapat oleh pengrajin tiap 1 kg kacang mete ose Rp. 12.000,- Bagi pengrajin yang sudah terampil, dalam 10 jam kerja bisa menghasilkan 3 kg kacang mete ose basah. Maka pendapatan seorang pengrajin kacang mete dalam satu hari rata-rata Rp. 36.000,-
  Bagi pengrajin yang sudah mempunyai omset lebih dari rata-rata industri rumah tangga, biasanya mempunyai tenaga borongan untuk mengerjakannya. Upah yang diterima tenaga kerja borongan ini adalah Rp. 5.000,- tiap 1 kg hasil kacang mete ose ditambah kulit cangkang menjadi milik tenaga borongan ini.
  Harga kulit cangkang di pasar lokal Rp. 750,- per 1 kg. Kulit cangkang ini selain digunakan sebagai pengganti kayu bakar bagi pabrik tahu tempe dan pabrik kapur, juga digunakan sebagai campuran minyak pelumas dengan mengambil getahnya yang disebut minyak CNSL.
 
PEDAGANG PENGEPUL (Pemasaran / Marketing)
  
Setelah proses pasca panen maka selanjutnya menjadi bagian dari usaha pedagang pengepul mulai dari pembelian dari pengrajin kacang mete, grading, pengeringan, packing sampai distribusi ke pasar. Dari kacang mete basah produksi pengrajin sampai siap untuk didistribusikan ke pasar, kacang mete ose ini mengalami susut sampai 10%. Sedangkan harga kacang mete ose kering di pasar dalam negeri di bulan Agustus 2009 ini rata-rata Rp. 60.000,-
  Pasar dalam negeri yang dituju untuk pemasaran kacang mete ose ini meliputi kota-kota di Jawa Tengah (Central Java), Bandung, Jakarta, Padang, Pekanbaru, Samarinda, dan Surabaya Jawa Timur.
  Kacang Mete Ose yang berada di pasar tidak hanya berasal dari Kabupaten Wonogiri saja, akan tetapi juga berasal dari Sulawesi Tenggara, Sumbawa, Flores dan Bali. Dari semua jenis kacang mete ose yang ada di pasar yang paling banyak dicari adalah kacang mete dari Kabupaten Wonogiri, meski bentuknya paling kecil tetapi rasanya paling gurih dan paling manis tanpa meninggalkan rasa serak di tenggorokan.
 Meskipun demikian, oleh karena hasil panen lokal di Kabupaten Wonogiri tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan pasar maka baik pengrajin maupun pengepul juga mendatangkan mete gelondong dari luar jawa. Maka bagi para konsumen atau pembeli, sebaiknya teliti sebelum membeli, jangan tertarik dengan bentuknya yang besar dan utuh saja, tetapi cicipi kualitas rasanya. Jika tidak ada rasa manis dan agak serak di tenggorokan sudah pasti itu bukan mete asli Wonogiri.
Kacip ceklok adalah alat pengupas mete gelondong yang dioperasikan secara manual. Alat ini terbuat dari baja dan kayu. Dimensinya adalah 40x25x20 (PxLxT). Keuntungan dari alat ini adalah harganya yang relatif murah, pengoperasiannya mudah, serta kualitas mete ose yang dihasilkan cukup baik dibanding mesin pengupas dari Jepang, oleh karena mete ose tidak tercampur minyak. Harga di workshop Wonogiri Rp. 100.000,- 

KACANG METE WONOGIRI
 
Komoditas kacang mete dari Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah memang tidak sebanyak di Sulawesi atau di NTT, tetapi kualitas rasa sudah sangat terkenal. Jika dilihat dengan seksama dari bentuknya sudah bisa dikenali, yaitu kecil dan agak bulat. Konsumen di kota besar seperti di Jakarta sangat mencari kacang mete asli Wonogiri, ini semua karena rasanya yang gurih dan manis tanpa mengakibatkan serak di tenggorokan. Sentra tanaman mete di Kabupaten Wonogiri meliputi Kecamatan Jatiroto, Jatisrono, Slogohimo, Tirtomoyo dan Ngadirojo.

KACANG METE / MEDE (Cashew Nut)
 
Kacang mete adalah tanaman yang tumbuh subur di dataran rendah dan sedang, tanaman ini berasal dari Brazil. Buah tanaman ini ada 2 bagian yaitu buah dan biji bercangkang. Buahnya disebut jambu mete / jambu monyet, jika sudah masak bisa langsung dimakan. Sedangkan biji bercangkang disebut mete gelondong. Untuk menjadi biji mete / kacang mete yang dapat dinikmati maka mete gelondong harus diproses melalui beberapa tahap dengan peralatan yang sederhana, bahkan biji mete / kacang mete tersebut merupakan komoditi ekspor yang cukup menjanjikan.
CARA PEMESANAN
hubungi kami diHp : 081342700818 [Bp.Dian Erdiyansyah]

Sabtu, 26 Juni 2010

arti lambang Wonogiri

Arti Logo dan Lambang
Bentuk, Isi, Warna dan Arti Lambang Wonogiri


Lambang Daerah berbentuk perisai berwarna kuning emas bertepi hitam, sebagai penonjolan sifat pengayoman dan kebesaran daerah.
Lambang Daerah berisi lukisan segilima sama sisi berwarna merah di sebelah kanan dan putih disebelah kiri dengan tepi hitam, sebagai manifestasi daripada Pancasila, Sang Saka, Kesetiaan terhadap UUD 1945 dan falsafat hidup bangsa Indonesia yang abadi.

I. Di dalam segilima terlukis ditengah dari atas ke bawah, sebagai berikut:
  1. Bintang bersudut 5 berwarna kuning emas, sebagai lambang Ketuhanan Yang Maha Esa.
  2. Rantai berwarna kuning emas, berbentuk lingkaran, sebagai lambang kegotongroyongan yang didasari oleh perikemanusiaan.
  3. Di dalam lingkaran rantai tersebut terlukis perwujudan kondisi daerah sebagai berikut:
    • Gunung Kapur / seribu berwarna putih dengan latar belakang langit berwarna hijau.
    • Hutan berwarna hijau
    • Tanah berwarna coklat
    • Air berwarna biru dengan gelombang putih, sebagai pernyataan bahwa bengawan solo, waduk serbaguna Wonogiri dan Pantai Selatan Penting artinya sepanjang sejarah wonogiri.
  4. Gunungan wayang berwarna kuning emas, sebagai pernyataan bahwa rakyat wonogiri menjunjung tinggi kebudayaan Nasional.
  5. Keris lekuk 5 berwarna hitam dengan pamor kuning emas sebagai lambang semangat kepahlawanan yang dijiwai semangat pancasila.
  6. Ketela Pohon yang berisi 8 buah berwarna coklat sebagai hasil pertanian yang menonjol dan sekaligus sifat agraris dari daerah.

II. Di dalam segilima terlukis sebagai lambang keadilan dan kemakmuran yang dicita-citakan oleh rakyat Wonogiri, sebagai berikut:
  1. Setangkai Kapas terdiri atas 17 kuntum berwarna putih perak dengan selingan daun berwarna hijau, sebelah kanan.
  2. setangkai padi terdiri atas 45 butir berwarna kuning emas.

III. Bidang Lingkaran berwarna Hijau yang dibatasi oleh lukisan kapas dan padi tersebut berarti kesuburan.

IV. Bilangan "Tujuh Belas" pada lukisan setangkai kapas, bilangan "Delapan" pada lukisan ketela Pohon dan bilangan "empat puluh lima" pada lukisan padi mengandung pernyataan, bahwa rakyat wonogiri berpegang teguh pada jiwa proklamasi 17 agustus 1945 tersebut.

V. Di bawah segilima terlukis selendang berwarna merah putih bertepi hitam dan tercantum tulisan sebagai berikut:
  1. Pada bagian atas berwarna merah tercantum tulisan berbunyi " Wonogiri" dengan huruf balok putih.
  2. Pada bagian bawah berwarna putih tercantum tulisan sebagai surya sangkala berbunyi "Sabda Sakti Nugrahaning Praja" dengan huruf balok hitam.

VI. Suryasangkala tersebut mempunyai arti, Sabda : 7, Sakti : 6, Nugrahaning : 9, dan praja : 1, sebagai peringatan di tetapkannya lambang daerah pada tahun 1967.

Sejarah Wonogiri

Tanggal 19 Mei 1741 merupakan hari penting bagi Raden Mas Said yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Sambernyawa. Sebab, pada hari itu beliau telah mendirikan pemerintahan sederhana di dusun Nglaroh, Pule, Selogiri. Hari itu tepat pada hari Rabu Kliwon, tanggal 3 Raiul Awal tahun 1666 dengan candra sengkala Roso Retu Ngoyeg Jagad atau bertepatan dengan tanggal 19 Mei 1741 dengan Surya Sangkala Kahutaman Sumebering Giri Linuwih. Pemerintahan di Nglaroh tersebut titik pagkal perjuangan panjang Raden Mas Said melawan pemerintahan kolonial Belanda sampai akhirnya berhasil mendirikan Praja Mangkunegaran dan menjadi Adipati dengan bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Aria Mangkunegoro I. 
Pada saat mendirikan pemerintahan bersama para pengikutnya, Pangeran Sambernyawa duduk di atas sebuah batu. Bersama para pengikutnya, Pangeran Sambernyawa mengucapkan ikrar sehidup semati yang terkenal dengan sumpah ’Kawula Gusti’ atau ’Pamoring Kawula Gusti’, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Ikrar tersebut berbunyi ’Tiji Tibeh’, artinya Mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh. Sedangkan pemerintahan bersemboyan pada Tri Darma, yaitu : mulat sarira hangrasa wani, rumangsa melu handarbeni, wajib melu hangkrungkebi. 
Pada hari-hari selanjutnya, setiap mengadakan pertemuan dan perundingan dengan para pengikutnya, pangeran Sambernyawa selalu diatas batu terebut. Tempat untuk berunding tersebut nama Ngelar Roh, yang artinya memperluas wilayah dan jiwa (penduduk). 
Kata ngelar roh lama-kelamaan berubah menjadi Nglaroh dan sampai sekarang tempat itu dikenal dengan nama dusun Nglaroh. Sedangkan batu tempat Pangeran Sambernyawa duduk itu disebut sebagai watu gilang. 
Watu gilang, tersebut dipastikan sebagai titik pangkal perjuangan Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said dan sekaligus titik awal lahirnya pemerintahan Wonogiri. Di tempat tersebut kini didirikan sebuah prasasti yang selain dimaksudkan untuk melestarikan makna sejarah tempat tersebut juga dimaksudkan sebagai penghormatan masyarakat Wonogiri kepada KGPAA Mangkunegoro I atas kepahlawannya dalam usaha melawan ketidak adilan.

Cerita Lucuuuu.....

Dalam kelas baru murid sekolah dasar kelas 1. Seperti biasa terjadi kenal mengenal antara guru dan murid.
Guru : “Siapa nama kamu?”
Murid : “Amelia”
Guru : “Kalau ibu kamu siapa?”
Murid : “Mama”
Guru : “Maksud ibu guru, nama Ibu kamu”
Murid : “Iya , Mama”
Guru : “Okelah, sekarang bagaimana Ayah kamu panggil Ibu kamu?”
Murid : “Eh, monyong”
=====================================================
Seorang pasien wanita jatuh cinta dengan dokter giginya sampai mereka seakan tidak dapat dipisahkan lagi.
Dokter : “Sayang, sudah saatnya kita mulai untuk tidak usah bertemu lagi, karena suatu saat kemungkinan hubungan kita akan terbongkar oleh suami kamu bila kita begini terus”
Pasien : “Tenang sayang, suamiku itu bodoh. Buktinya udah 6 bulan ini dia tidak pernah curiga kalau aku sering alasan pergi ke dokter gigi”
Dokter : “Iya sayang, tapi sekarang gigimu tinggal satu”
=====================================================
Suatu hari Andi yang baru berumur lima tahun kepergok sedang memainkan telepon oleh ibunya, ketika dia tau buru-buru gagang telepon itu disimpannya.
“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya ibunya kemudian.
“Telepon tante Sarah”
“Bagaimana kamu bisa menelepon dia? Nomornya aja kamu belum tahu, kan?”
“Aku tahu dan aku tadi menelepon dia,” jawab Andi cepat.
Ibunya memberi penjelasan dan meyakinkan Andi bahwa dia tidak tahu nomor telepon tante Sarah tapi Andi tetep aja keukeuh bahwa tadi dia meneleponnya.
“Baik,” kata ibunya,”Lalu apa yang dia katakan waktu tadi kamu meneleponnya?”
“Dia bilang ’salah sambung….’”   =))

=====================================================
Ini merupakan percakapan antara dokter dengan seorang pasien bernama Gugun yang kena penyakit diare.
Dokter : “Sakit apa,…?”
Gugun : “Anu dok,… mual-mual dan muntah-muntah.”
Dokter : “Buang air besarnya bagaimana,…?”
Gugun : “Seperti biasa dok, jongkok.”
=====================================================
Pasien : “Dok… setiap saya minum kopi dari cangkir, rasanya mata kanan saya seperti ada yang menusuk-nusuk dok.”
Dokter : “OOO.. itu masalahnya. Kalo begitu, setiap mau minum kopi keluarkan dulu sendoknya dari dalam cangkir.”
Pasien : “O… Terima kasih, Dok..”
=====================================================
Seorang pria datang ke dokter kelamin dengan keluhan,
“Dokter, alat kelamin saya kok Merah-merah?”
Dokter pun menjawab, “Wah gawat itu, jangan-jangan anda terkena penyakit kelamin yang menular”.
Lalu dokter dan pria itu pun masuk ke kamar periksa untuk diperiksa oleh dokter tersebut,
“Coba kita lihat alat kelamin saudara”, kata sang dokter.
Setelah melihat dengan teliti dokter itu pun berdiri dan kembali ke ruang prakteknya.
“Bagaimana dok, apa penyakit saya?”, tanya pria itu.
Dokter pun menjawab, “Lain kali bilang sama pacar kamu kalau memakai lipstik jangan tebal-tebal…”     :D
=====================================================
Seorang lelaki dengan tergesa-gesa dan terburu-buru menyerobot masuk ke ruang bersalin, dan beberapa saat kemudian lelaki itu tampak keluar didorong memakai kursi roda oleh seorang suster karena pingsan. Sarman heran kenapa lelaki ini, karena penasaran Udin segera menghapiri beberapa dokter yang ada di ruang bersalin.
Sarman bertanya, “dok, boleh tahu kenapa lelaki yang baru datang tadi tiba tiba pingsan?”
Dengan tenang si dokter menjawab, “Oh itu dia terburu-buru datang kesini karena isterinya akan segera melahirkan, tapi dia lupa sesuatu,”
“Lupa apa, dok?” tanya Sarman lagi.
“Dia lupa membawa istrinya.” kata dokter.   :-/ 
=====================================================
Guru : “Anak anak, Indonesia terletak antara dua samudra dan dua…?”
Murid : “Benuaaaa….!”
Guru : “Salah ! Yang benar Indonesia terletak diantara dua samudra dan dua duanya amatlah dalam…!”
Guru : “Sekarang flora dan fauna. Kalau akan paus binatang mamalia , buaya binatang reptilia, kambing binatang herbivora. Sedangkan macan adalah binatang….?”
Mudrid : “Carnivora !”
Guru : “Kalian ini memang bodoh ….Macan adalah binatang yang amat menakutkan…!”
Murid : ??????   :-/

=====================================================
ketika itu Saroso duduk di kelas 1 SMP. Sampailah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan gurunya menanyakan siapa yang menemukan listrik. Karena tak seorangpun murid menjawab,
Saroso memberanikan diri untuk menjawab.
Saroso : Oh, kalau itu saya tahu bu, itu pasti Thomas Alva Edison
Bu guru : Agak jengkel ibu guru bertanya , Mengapa tidak dari tadi kamu
menjawabnya, padahal kamu bisa.
Saroso : Saya masih bingung bu??, kalau Thomas Alva Edison yang menemukan listrik. Trus siapa bu yang menghilangkan listiknya???
=====================================================
Guru : “Empat orang wanita cantik sedang berjalan di depan rumahku.”. Adi, coba ubah kalimat tadi menjadi kalimat seru.!
Adi : “WOOOW…!!!”
=====================================================
Ada seorang siswa yang sangat malas ke sekolah. Sebut saja namanya Udin. Ketika dia datang, langsung dihadang oleh gurunya sembari
bertanya.
Guru : “Udin, kenapa kamu tak pernah datang ke sekolah 1 minggu terakhir ini ?”
Udin : “Saya tidak datang karena hujan, bu.”
Guru : “Kalau hujan tidak berhenti selama 1 bulan, apa artinya itu,
Udin ?”
Udin :”Itu artinya banjir, bu.”